Sabtu, 13 Februari 2010

CINTA RANI

Rani pulang dengan tubuh basah kuyup, badannya menggigil kedinginan. Diluar sedang turun hujan sangat deras disertai angin yang kencang menambah rasa dingin ditubuhnya. "duaarrrrrrr.." bunyi pintu kamar sangat keras. Rani masuk kamar dengan raut muka yang kusam, tampak memikul beban yang sangat berat. ia pun tak menyapa siapapun yang ada dirumahnya. Padahal ayahnya sedang duduk melihat TV di ruang depan. Tubuh Rani rapat tertutup selimut putih tebal. tak  ada satu pun yang tau ada apa dengan rani????

Ibu mengetuk pintu kamar Rani berulang-ulang, tapi Rani tak sekalipun menjawabnya. "Rani.......... Rani........ ayo makan malam dah siap" teriak ibu di pintu kamarnya. tak sekalipun ia menjawabnya. Ada ayah, ibu, ical ade Rani tampak di meja makan sedan makan malam. "Pa'.... Rani kenapa??" tanya ibu ke ayah Rani. "Biarin lah bu, Rani ga Napa2."jawab ayah. "tapi pa' rani ga kaya biasanya, ibu takun rani kenapa-napa".kata ibu.  "bu ka Rani ge patah hati kale" cletukan dari bocah kecil ical. " udah lah bu, nanti rani juga keluar, cape mungkin bis kuliah"ayah menenangkan ibu. 

Pagi itu Rani harus kuliah pagi, tapi tepat jam 7.00 pintu kamarnya masih terkunci rapat.. Ibu kembali mengetuk pintunya, pelan-pelan ibu memanggil namanya.. Rani....rani..... bangun na'... kuliah kan pagi ini... tak ada jawaban apapun darinya. tiga kali ibu memanggil baru rani tampak membukakan pintu kamarnya, sesaat ibu masuk kamar rani langsung memeluk ibu dengan begitu eratnya seperti sanga anak yang lama di tinggal ibunya. Kenapa rin'???tanya ibu, cerita a ibu sene. "Bu,, dia jahat bu,,, dia ga punya perasaan, dia nyakitin rina terus, padahal rina sayang madia, tapi kenapa bu" rina cerita tersengak-sengak tangis..

to be continue...














Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons