Sabtu, 22 Mei 2010

RESUME PIP



RESUME BUKU
Disusun demi memenuhi tugas
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Dra. Nur Rohmah





Judul Buku: Pengantar Ilmu Pendidikan
Pengarang Buku: Drs. Amir Daien Indrakusuma
Penerbit: Usaha Nasional Surabaya Indonesia
Tahun Terbit: Malang, Juli 1973
Jumlah Halaman:   

Resume ini disusun oleh:
Arif Budi Setiawan     09470026/KI C

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2010
 

BAB I. PENDAHULUAN
A.    Syarat-Syarat Ilmu Pendidikan
Ilmu pengetahuan adalah uraian yang sistematis dan metodis tentang sesuatu hal atau masalah. Dalam dunia ilmu pengetahuan kita membedakan dua  macam obyek, yaitu obyek material dan obyek formal. Objek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran pembicaraan atau penyelidikan dari suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan obyek formal ialah sudut tinjauan dari penyelidikkan atau pembicaraan suatu ilmun pengetahuan.   
Dua macam ilmu pengetahuan dapat mempunyai obyek material yang sama. Tetapi obyek formalnya tidak sama, atau harus berbeda.
Pada dasarnya, ilmu pengtahuan itu harus memenuhi tiga syarat pokok, yaitu:
a.       Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek formal)
b.      Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode tertentu yang sesuai
c.       Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan sistematika tertentu.
B.     Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu
Dalam hal ini baiklah kita mengadakan penelaahan secara berturut-turut dimulai dari obyeknya, metodenya, dan sistematiknya:
  1. Tentang Obyek
Obyek material dari suatu ilmu pengetahuan boleh sama dengan obyek material dari dari ilmu pengetahuan yang lain, tetapi obyek formalnya harus berbeda. Sebab, kalau obyek formal dari dua ilmu pengetahuan sama, maka sebenarnya dua ilmu pengetahuan itu adalah satu.
Ilmu pendidikan akan mempersoalkan hal yang sama itu selalu dalam rangka usahanya membentuk anak menjadi manusia yang beradab. Sebaliknya ilmu jiwa pendidikan akan membicarakan hal-hal itu dalam rangka hubunganny dengan masalah proses belajar. Sebab obyek utama dari Ilmu Jiwa Pendidikan ialah masalh proses belajar dalam arti luas. Dengan demikian nyata bagi kita, bahwa Ilmu Pendidikan mempuh\nyai obyek formal tersendiri yang lain atau berbeda dengan obyek-obyek formal dari ilmu pengetahuan yang lain.
  1. Tentang Metode
Metode-metode yang banyak digunakan dalam Ilmu Pendidikan ialah Metode Observasi, metode Angket, Metode Eksperiment, dan juga metode testing.
  1. Metode Sistematika
Ilmu Pendidikan Telah memenuhi Persyaratan-persyaratan pokok sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
C.     Kedudukan Ilmu Pendidikan
Letak kedudukan ilmu pendidikan adalah ditengah-tengah ilmu pengetahuan yang lain.
D.    Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan memiliki tiga sifat yaitu teoritis, praktis dan normatif. Teoritis sebagai ilmu pengetahuan ansich, dan sebagai perenungan dari segi pelaksanaan. Praktis maksudnya, segala sesuatu harus dilaksanakan.
E.     Obyek-Obyek Ilmu Pengetahuan
  1. Anak didik, yaitu pihak yang menjadi obyek pokok dari pendidikan
  2. Pendidik, yaitu pihak yang merupakan subyek dari pelaksanaan pendidikan
  3. Materi Pendidikan
  4. Metodologi pendidikan
  5. Evaluasi pendidikan
  6. Alat-alat Pendidikan
  7. Lingkungan sekitar
  8. Dasar dan tujuan Pendidikan
BAB II. PENDIDIKAN
A.    Pengertian
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar yang teratur secara sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggungjawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
B.   Mendidik dan Mengajar
Mengajar Berarti Menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan ataupun ketrampilan dan lain sebagainya kepada orang lain, dengan cara tertentu, sehingga pengtahuan tersebut bisa dimilki oleh orang lain. Dengan demikian yang menjadi aksentuasi dalam mengajar ialah materi atau isi dari bahan yang diajarkan. Sedangkan, dalam mendidik yang menjadi aksentuasinya adalah terletak pada tujuan dari pekerjaan mendidik itu.
Dapat disimpulkan bahwa; mendidik lebih luas dari pada mengajar, mengajar hanyalah merupakan alat atau sarana didalam mendidik, dan mendidik harus mempunyai tujuan nilai-nilai yang tinggi.
C.     Batas-Batas Kemampuan Pendidikan
Adapun faktor-faktor yang membatasi kemampuan pendidikan adalah:
  1. Faktor-faktor yang terletak pada anak didik
  2. Faktor-faktor yang terletak pada si pendidik
  3. Faktor-faktor yang ada dalam lingkungan
D.    Lama Pendidikan dan Kedewasaan
Yang dimaksud dengan lama pendidikan disini ialah hal yang menyangkut masalah kapan pendidikan itu dimulai dan kapan pendidikan itu berakhir. Batas bawah (dimulai) dari pendidikan adalah saan anak mulai sadar /mengenal kewibawaannya. Sedang batas atas (berakhir) dari pendidikan adalah saat anak telah mencapai tingkat kedewasaan (kerohanian).
Adapun ciri-ciri Utama kedewasaan antara lain:
a.       Ada sifat kestabilan (kemantapan)
b.      Adanya sifat tanggung jawab
c.       Adanya sifat berdiri sendiri.
E.     Macam-Macam Pendidikan
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka pendidikan dapat dibedakan melalui beberapa macam:
a.       Pembedaan menurut filsafah atau pandangan hidup
ü  Pendidikan nasionalis; yaitu pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa
ü  Pendidikan Kolonis; yaitu pendidikan yang diselenggarakan oleh penjajah
ü  Pendidikan komunis; yaitu pendidikan yang berdasarkan filsafah dan pandangan hidup komunisme
ü  Pendidikan liberalistis,; yaitu pendidikan yang berdasarka pandangan libarisme
ü  Pendidikan islam
ü  Pendidikan katolik
b.      Pembedaan menurut segi-segi atau aspek pendidikan
ü  Pendidikan akhlak dan budi pekerti
ü  Pendidikan Kecerdasan
ü  Pendidikan Keindahan
ü  Pendidikan Kewarganegaraan
ü  Pendidikan Jasmani
c.       Pembedaan menurut Tingkatan-tingkatannya
ü  Pendidikan prasekolah atau taman kanak-kanak
ü  Pendidikan dasar
ü  Pendidikan menengah
ü  Pendidikan Tinggi
Dan pembedaan menurut umur, menurut tempat pendidikan, menurut isi pendidikan, menurut sifat atau keadaan anak yang dididik, dan menurut sifat pelaksanaan
BAB III DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A.    Filsafah Negara Sebagai Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dalam hal ini masing-masing negara menentukan dasar dan tujuan pendidikan di negaranya masing-masing bangsa mempunyai undang-undang dan filsafah hidup sendiri-sendiri.  Dan masing-masing negara memiliki cita-cita dan ideologi sendiri-sendiri.  Dari pandangan dan filsafah hidup bangsa itulah negara menentukan cita-cita dan ideologinya masing-masing.
B.     Hubungan Kurikulum dengan Dasar dan Tujuan Pendidikan
Kurikulum dapat diartikan sebagai pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh anak dibawah asuhan sekolah. Sedangkan hubungannya dengan usaha pendidikan, kurikulum adalah merupakan alat pembentukan / alat pembentuk murid. Dengan demikian dapat dikatakan pula, bahwa kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
C.     Macam-macam Tujuan Pendidikan
Langeveld membeda-bedakan tujuan pendidikan sebagai berikut:
a.       Tujuan umum
Tujuan umum pendidikan ini disebut juga tujuan total, tujuan yang sempurna atau tujuan mutakhir.
b.      Tujuan khusus
Ialah tujuan-tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu, untuk mencapai tujuan umum pendidikan.
c.       Tujuan tak lengkap
Ialah tujuan dari masing-masing aspek pendidikan. Disebut tidak lengkap karena masing-masing aspek itu menganggap dirinya seolah-olah terlepas dari aspek pendidikan yang lain.
d.      Tujuan insidental
Tujuan ini juga disebut dengan tujuan seketika atau sesaat. Tujuan ini timbul secara kebetulan, mendadak, dan sesaat.
e.       Tujuan sementara
Ialah tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam fase-fase tertentu dalam pendidikan.
f.       Tujuan perantara (intermediair)
Ialah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
BAB IV PERKEMBANGAN ANAK
A.    Peranan Pembawaan dalam Perkembangan
Pembawaan atau bakat adalah merupakan potensi-potensi, atau kemungkinan-kemungkinan yang memberikan kemungkinan kepada seseorang untuk berkembang menjadi sesuatu.
Aliran-aliran yang berpendapat bahwa perkembangan seseorang anak itu ditentukan oleh pembawaanya:
a.       Aliran Nativisme
Nativisme berasal dari kata Nativus, yang berarti pembawaan. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak itu ditentukan oleh pembawaannya.
b.      Aliran Natularisme oleh J.J. Rousseau
Aliran ini berpendapat bahwa, anak itu lahir dengan “nature”nya sendiri-sendiri, dengan “sifat”nya sendiri, dan sesuai “alam”nya sendiri. Dan menyatakan bahwa, pendidikan dan lingkungan adalah besifat negatif, yang hanya akan merusak.
c.       Aliran predestinasi atau predeterminasi
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak itu telah diramalkan atau ditentukan sebelumnya, yaitu oleh “nasib” atau pembawaan masing-masing. Nasib atau pembawaan ini diperoleh oleh keturunan.
B.     Peranan Lingkungan dalam Perkembangan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri anak yang memberikan pengaruh terhadap perkembangannya. Selain memberikan dorongan , lingkungan juga merupakan arena yang memberikan kesempatan kepada kemungkinan-kemungkinan (pembawaan) yang ada pada seseorang anak untuk berkembang.
C.     Teori Konvergensi dalam Perkembangan
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh pembawaanya, dan juga tidak hanya ditentukan oleh lingkungan saja. Melainkan bahwa Perkembangan anak itu ditentukan oleh hasil kerja sama antara kedua faktor tesebut.
D.    Peranan Aktivitas Pribadi dalam Perkembangan
Hakekat dari manusia adalah merupakan makhluk yang aktif. Makhluk yang di dalam dirinya terdapat kecenderungan, terdapat naluru untuk membentuk dirinya sendiri. Kemampuan untuk menggerakkan dan menmentukan arah perkembangan beserta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai titik tujuan perkembangan inilah yang dimaksud dengan aktivitas pribadi.
E.     Beberapa Aspek Perkembangan
a.       Perkembangan Motorik
Ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan.
b.      Perkembangan Pengamatan, ingatan dan fantasi
Pengamatan berkembang seperti perkembangan motorik pada permulaan, yaitu mula-mula bersifatumum, global, yang selanjutnya menuju ke hal-hal yang khusus.
Ingatan berkembang sesuai dengan pertambahan umur
Sedangkan fantasi berkembang pada usia tiga dan mengalami perkembangan yang pesat pada masa kanak-kanak.
c.       Perkembangan berfikir
d.      Perkembangan kepribadian
Perkembangan kepribadian selalu menyangkut kehidupan aku pribadi (ego) dalam hubungannya dengan kehidupan lingkungan sekitarnya.
e.       Perkembangan kedewasaan
Perkembangan kedewasaan tidak dapat dilepaskan dengan perkembangan kepribadian. Terbentuknya kepribadian yang bulat, berarti pula tercapainya kedewasaan.
BAB V LEMBAGA DAN PUSAT-PUSAT PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan adalah orang atau badan yang secara wajar mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan anak.
A.    Orang Tua Sebagai Lembaga Pendidikan
Orang tua merupakan orang yang pertama dan terutama yang wajib bertanggung jawab atas pendidikan anaknya.
B.     Yayasan-Yayasan sebagai Lembaga Pendidikan
Selain orang tua sebagai tempat mengantung seorang anak, ada tempat lain yaitu yayasan yayasan, yaitu merupakan tempat bergantung anak yang bersifat kebetulan.
C.     Lembaga Keagamaan sebagai Lembaga Pendidikan
Lembaga ini mempunyai tugas dalam penyelenggaraan pendidikan agama bagi para penganut-penganutnya. Lembaga keagamaan mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan agama bagi anak-anak dan orang dewasa.
D.    Negara sebagai Lembaga Pendidikan
Negara adalah suatu lembaga persekutuan hidup yang tertinggi. Maka negara mempunyai kewajiban untuk menjaga kelangsungan dari persekutuan hidup tersebut. Negara wajib untuk menyelenggarakan pendidikan bagi rakyatnya.      
E.     Tri-Pusat Pendidikan
a.       Lingkungan Keluarga
b.      Lingkungan sekolah
c.       Lingkungan masyarakat
BAB VI BEBERAPA MASALAH DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN
A.    Kewibawaan dalam Pendidikan
            Kewibawaan dalam pendidikan adalah pengakuan atau penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain.dan pengakuan terhadap seseorang tersebut atas dasar keikhlasan, sukarela, kepercayaan yang penuh, tanpa rasa takut dan lain sebagainya.
            Kewibawaan adalah merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan pendidikan, syarat yang tidak boleh hilang dalam suatu pelaksanaan pendidikan.  Dalam sehari-hari ada dua macam kewibawaan, yaitu kewibawaan yang disebabkan oleh kekuasaan dan kewibawaan yang disebabkan oleh adanya kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
B.     Tanggung Jawab Pendidikan
Masalah siapa yang harus bertanggung jawab dalam pendidikan adalah harus dilihat dari bagaimana keadaan pendidikan tersebut, termasuk siapa yang dididik. Ketika peserta didiknya adalah anak byang belum dewasa, maka tanggung jawab sepenuhnya adalah si pendidik, karena anak didik tersebut belum memilki kekuatan, dorongan, dan naluri untuk mengembangkan dirinya menuju kedewasaan.
Sedangkan pendidikan bagi orang dewasa, tanggung jawab peserta didik juga merupakan kewajiban karena orang dewasa telah memiliki kekuatan, dorongan dan naluri berubah. Peserta didik dewasa juga harus berperan aktif dalam pendidikan.
C.     Alat dan Faktor Pendidikan
Hal-hal  atau keadaan yang ikut serta menentukan keberhasilan pendidikan adalah faktor-faktor pendidikan. Sedangkan langkah yang diambil demi kelancaran proses pendidikan adalah alat-alat pendidikan. Keduanya sangat berpengaruh dalam pendidikan, namun yang lebih kongkrit diantara keduanya adalh alat-alat pendidikan, karena disitu berupa perbuatan atau tindakan yang secara tegas dilaksanakan.  Sedang faktor-faktor pendidikan hanyalah sebagai pendukung yaitu berupa keadaan bangunan, perlengkapan pendidikan dll.
D.    Hukuman dan Ganjaran
Hukuman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu karena ada pelanggaran dan karena dengan tujuan tidak ada pelanggaran.
1.      Teori Hukuman Alam (J.J. Rousseau)
Yaitu hukuman hendaknya merupakan akibat yang sewajarnya dari suatu perbuatan.
2.      Teoru ganti Rugi
Teori ini hukuman dijatuhkan karena tanggungan resiko dari suatu perbuatan (tanggung jawab).
3.      Teori menakut-nakuti
Teori hukuman untuk menakuti anak agar tidak melakukan pelanggaran.
4.      Teori balas dendam
Hukuman atas dasar sentimentil
5.      Teori memperbaiki
Satu-satunya hukuman yang diterima oleh dunia ialah hukuman bersifat memperbaiki.  Hukuman ini bertujuan untuk menyadarkan si pelanggar.
    Ganjaran adalah penilain yang positif terhadap belajar muridnya.
E.     Motivasi Belajar
Ialah kekuatan atau tenaga yang dapat mendorong kepada kegiatan belajar murid.
a.       Motivasi Intrinsik
Ialah motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri, yaitu adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri, dan adanya aspirasi atau cita-cita.
b.      Motivasi ekstrinsik
Ialah motivasi yang berasal dari luar diri anak, yaitu berupa ganjaran, hukuman, persaingan, dll.
BAB VII PERSYARATAN PENDIDIK
A.    Dan Persyaratan Jasmaniah dan Kesehatan
Guru adalah petugas lapang dalam pendidikan, jadi dalam menjalankan tugasnya seorang guru harus sehat jasmaninya.  Sehat disini berlaku secara umum, yaitu terhindar dari segala sesuatu atau penyakit yang kiranya mengganggu kegiatan belajar-mengajar.
B.     Persyaratan Pengetahuan Pendidik
Menjadi seorang guru atau pendidik tidak hanya saja pandai dan mengetahui ilmu pernetahuan, namun seorang guru harus memilki pendidikan khusus, atau pembentukan profesi yaitu profesi guru.
C.     Persyaratan Kepribadian
Kepribadian menjadi syarat yang sangat penting pada seorang guru. Yaitu seorang guru harus memilki kepribadian  yang baik, kepribadian baik itu meliputi, moral yang baik, moral yang tinggi, dan terpuji. Seorang guru juga harus tau dan punya norma dalam dirinya,. Karena guru tidak hanya tahu tapi juga harus ada dalam dirinya apa yang diajarkannya. Guru digugu lan ditiru.








Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons